Kamis, 30 Juli 2020

Peta geografis dn peta sosial kota mekkah

Kondisi Geografis Makkah

Batas tanah haram Makkah pertama kali diletakkan oleh Nabi Ibrahim as. Malaikat Jibril as. yang memperlihatkan kepadanya. Tapal batas itu tidak pernah diperbaharui hingga pada masa Rasulullah saw. Pada saat penaklukan Kota Makkah, Rasulullah saw. mengutus Tamim bin Asad al-Khuza‟i untuk memperbaharui batas tersebut. Batas tersebut tidak diganggu gugat hingga pada masa Khalifah „Umar bin Khathab ra. Ia mengutus orang-orang Quraisy untuk memperbaharu tapal batas tersebut. Perbatasan kota Makkah dapat digambarkan sebagai berikut:
1.      sebelah barat: jalan Jedah-Makkah, di Asy-Syumaisi (Hudaibiah), 22 km dari Kakbah;
2.      sebelah selatan, di Idha‟ah Liben, jalan Yaman-Makkah untuk yang dari Tihamah, 12 km dari Kakbah;
3.      sebelah timur, di tepi Lembah „Uranah Barat, 15 km dari Kakbah;
4.      sebelah timur laut, jalan Ji‟ranah, dekat Kampung Syara‟i alMujahidin, 16 km dari Kakbah;
5.      sebelah utara, Tan‟im, 7 km dari Kakbah.
Data yang banyak ditemukan adalah kondisi geografis pada masa sebelum Islam datang. Hal ini memberikan asumsi bahwa kondisi geografis Makkah dan Madinah pada masa sebelum datang Islam dengan pada masa awal Islam adalah sama. Kalau ada perubahan, maka tidak signifikan.

Kondisi Sosial Politik Makkah

Makkah merupakan kota penting pada waktu itu, baik karena tradisi maupun karena kedudukannya. Di samping berhadapan dengan agama politeisme yang telah mengakar kuat, ajaran Nabi Muhammad saw. juga harus melawan oposisi dari pemerintahan oligarki.
Dakwah Nabi Muhammad saw yang menyeru kepada Islam dianggap sebagai perusakan terhadap tatanan masyarakat yang dianut oleh kalangan bangsawan. Inilah yang menyebabkan terjadinya banyak konflik. Sikap kontra tersebut tidak sekedar dilatarbelakangi faktor sosial dan faktor ekonomi saja. Para bangsawan belum siap untuk menyejajarkan kedudukannya dengan sekelompok masyarakat yang selama ini merupakan budak. Selain itu adanya larangan menyembah berhala tidak saja berdampak dalam hal kepercayaan, tapi juga dampak ekonomi12. Hal ini karena pembuatan berhala merupakan salah satu penghasilan masyarakat saat itu.
Penentangan terhadap dakwah Rasulullah saw tersebut terjadi setelah dakwah dilaksanakan secara terang-terangan. Ada lima faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam, yaitu:
1.      Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Muhammad saw berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthalib. Hal ini sangat tidak mereka inginkan.
2.      Nabi Muhammad saw menyerukan persamaan hak antara bangsawan dengan budak. Hal ini tentu tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy;
3.      Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat;
4.      Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang beruratberakar pada bangsa Arab;
5.      Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
Meskipun pemerintahan Islam pertama adalah di Madinah, namun kontribusi kader-kader Makkah tidak dapat diabaikan. Hal ini dikarenakan pembentukan pribadi muslim terjadi di Makkah, sehingga menjadi cikal bakal tumbuhnya masyarakat Islam. Dapat dikatakan bahwa “benih unggul” dari Makkah, sedangkan “lahan subur”-nya adalah Madinah, sehingga perpaduan keduanya melahirkan pemerintahan Islam yang kuat.
 Dalam bidang ekonomi, ada dikenal istilah ilaf, yaitu perjalanan komersial yang merupakan tradisi masyarakat sebelum Islam di Makkah yang dilegitimasi Alquran dalam Surah Quraisy. Musim panas ke Syria, sedangkan musim dingin ke Yaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peta geografis dn peta sosial kota mekkah

Kondisi Geografis Makkah Batas tanah haram Makkah pertama kali diletakkan oleh Nabi Ibrahim as. Malaikat Jibril as. yang memperlihatkan...